Ultrasound terapi untuk Sinusitis
Topik tersebut menjadi menarik untuk di diskusikan, mengingat penggunaan modalitas physical agent (Ultrasound therapy) sangat popular dikalangan fisioterapis.
Mungkin sudah ada yang mengaplikasikan penggunaan modalitas tersebut pada kasus sinusitis atau mungkin ada yang enggan dengan masing-masing pertimbangannya. Berikut ini hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Judul : Similar effect of therapeutic ultrasound and antibiotics for acute bacterial rhinosinusitis: a randomised trial.
Peneilitian tersebut dipublikasikan pada maret 2010, pada Australian Journal of Physiotherapy.
Tujuan penelitian tersebut adalah
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara efek jangka pendek terapi US dibandingkan antibiotic (Amoxicillin) terhadap rasa nyeri dan tingkat penyumbatan.
2. Apakah ada perbedaan efek jangka panjang terapi US dibandingkan antibiotic (Amoxicillin) terhadap pilihan intervensi, efek samping dan tingkat kekambuhan.
Penelitian dilakukan pada pasien sinusitis diatas 15 tahun, dengan infeksi bakteri dengan peningkatan jumlah granulocytes (neutrophils), tanpa alergi antibiotik, rekrut sample sebanyak 48 pasien, masing-masing klp 24 orang. diakhir penelitian terdapat 41 pasien.
Pada kelompok yang diberikan US dengan dosis 1W/cm, tranduser kecil, gerakan sirkuler, continue, 10 menit setiap hari selama 4 hari.
Pada kelompok yang diberikan antibiotik (Amoxicillin) 500 mg dengan dosis 3 x sehari selama 10 hari.
Variabel penelitian tentang nyeri dan penyumbatan yang dirasakan dengan pengukuran numeric rating scale sedangkan variabel lainnya diukur dengan quesioner.
Hasil penelitian menunjukkan: Dari hasil pengukuran nyeri hari ke 4, kedua kelompok mengalami penurunan nyeri rata-rata 1,5 point dari skala 10.
Penurunan lebih besar pada klp intervensi US dibandingkan Antibiotic. Pada hari ke 21, kedua kelompok menunjukkan derajat nyeri pada level terbawah dengan tidak ada perbedaan bermakna diantara kedua kelompok.
Pada evaluasi jangka panjang, maka sample merasa lebih puas, menjadi pilihan pengobatan, lebih rendah kekambuhannya dan lebih rendah efek samping yang dirasakan pada klp intervensi US daripada Antibiotic.
Dengan demikian, maka intervensi US menjadi metode terpilih dibandingkan dengan Antibiotic, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Ulasan Penulis:
Beberapa hal menjadi pertanyaan penulis, antara lain :
1. Apakah Fisioterapis kita telah mengaplikasikan US pada penderita sinusitis akut?, Jika ya, apakah dosis yang diberikan sdh tepat ? (1W/cm), 10 mnt.
2. Apakah fisioterapis saat ini lebih yakin terhadap efek yang di hasilkan oleh modalitas Fisioterapi dibandingkan medikamentosa (obat-obatan) ? atau sebaliknya ?