Cedera sumsum tulang belakang (SCI – Spinal Cord Injury) sering dihubungkan dengan trauma, seperti kecelakaan mobil, jatuh dari pohon atau gempa bumi. Contohnya sekitar 300 orang menderita SCI disebabkan oleh gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah pada tahun 2006. Banyak sebab-sebab lain dari SCI (penyakit dan luka sejak lahir), ini sering terjadi pada pemuda/orang dewasa yang masih aktif, yang sangat mempengaruhi kehidupan mereka.
SCI merupakan suatu kombinasi tantangan bagi para professional medis. Dari trauma akut, sampai rehabili-tasi jangka panjang banyak anggota dari berbagai disi-plin ilmu dilibatkan. Komplikasi medis adalah hal biasa setelah terkena SCI dan manajemen mereka bisa saja berbeda antara seseorang yang masih bisa menjalani hidup atau kematian sebelum waktunya. Jadi hasilnya adalah suatu kecacatan yang penting untuk dipertim-bangkan.
Trauma tulang belakang (SCI) adalah kerusakan pada urat saraf belakang yang mengakibatkan kehi-langan fungsi gerak dan/atau sentuhan.
Apakah urat saraf tulang belakang (spinal cord) dan tulang belakang (vertebrae)?
Urat saraf tulang belakang adalah berkas urat saraf utam yang membawa sinyal saraf ke dan dari otak ke seluruh tubuh. Saraf-saraf ini membuat otot anda bisa bergerak, merasakan suasana lingkungan, dan men-gontrol fungsi tubuh seperti detak jantung dan proses pembuangan air kecil.
Urat saraf tulang belakang dikelilingi oleh lingkaran-lin-gkaran tulang yang disebut tulang belakang. Tulang-tu-lang ini merupakan tulang punggung (tulang belakang).
Punggung terdiri dari 33 tulang belakang, seperti be-rikut ini:
- 7 tengkuk (leher)
- 12 dada (punggung bagian atas)
- 5 lumbar (punggung bagian bawah)
- 5 sacral* (sacrum – terletak dalam rongga pinggul)
- 4 coccygeal* (coccyx – terletak dalam rongga pinggul) Pada saat dewasa, 5 tulang punggung sacral menyatu untuk membentuk satu tulang, dan 4 tulang punggung coccygeal menyatu untuk membentuk satu tulang.
Fungsi tulang punggung ini adalah untuk menstabilkanpunggung dan melindungi urat saraf tulang punggung. SCI dapat dikelompokkan dalam sejumlah cara. Per-tama adalah pada tingkat mana kerusakan terjadi. Con-tohnya benturan pada level L4 akan menunjukkan keru-sakan pada lumbar level 4. Pada umumnya, bila terjadi benturan tulang punggung lebih besar, maka orang tersebut akan memiliki disfungsi (gangguan) yang lebih parah.
Benturan pada tulang punggung tidak selalu berarti bahwa urat saraf tulang punggung rusak. Demikian juga, kerusakan pada urat saraf tulang punggung dapat ter-jadi tanpa keretakan atau bergeser tulang punggung.
Apa pengaruh/efek dari SCI?
Tingkat kerusakan sangat membantu untuk mempre-diksi bagian tubuh mana yang mungkin terpengaruhi oleh kelumpuhan dan hilang fungsi. Apabila benturan di bagian tengkuk (leher) maka kelumpuhan yang terjadi disebut sebagai Quadriplegia atau tetraplegia. Kata “Quad”, berarti “empat”, berhubungan dengan anggota tubuh (lengan/kaki). “Plegia” berarti kelumpuhan.
Jika benturan pada bagian dada, Lumbar atau Sacral, lengan tidak akan terpengaruhi. Dalam kasus ini digu-nakan istilah Paraplegic.
Pengaruh-pengaruh SCI tidak hanya tergantung pada tingkat luka, tapi juga pada tingkat kerusakan. Hal ini sering dijelaskan sebagai luka menyeluruh atau luka tidak menyeluruh (complete or incomplete injury).
Benturan menyeluruh berarti bahwa tidak ada fungsi dibawah tingkat luka. Tidak ada pesan yang sedang disampaikan oleh saraf, orang tersebut tidak mampu bergerak atau merasa dibawah tingkat benturan. Kedua bagian tubuh sama-sama terpengaruhi.
Benturan tidak menyeluruh berarti ada beberapa fungsi dibawah tingkat benturan yang utama. Sese-orang yang menderita benturan tidak menyeluruh mam-pu untuk menggerakkan satu anggota badan (lengan) atau mampu merasakan bagian tubuh yang tidak dapat digerakkan. Dengan perawatan khusus bagi penderita SCI akut, benturan tidak menyeluruh menjadi hal yang biasa.
Perawatan benturan akut pada urat saraf tulang be-lakang diluar jangkauan artikel ini. Namun kami akan melihat pada beberapa komplikasi-komplikasi jangka panjang yang dihubungkan dengan benturan pada urat saraf tulang belakang, jika tidak dirawat dengan baik dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Karena SCI dapat mengakibatkan kehilangan fungsi gerak dan/ atau sentuhan, masalah luka borok, kandung kemih dan usus besar, kejang, osteoporosis dan gangguan perna-pasan dapat terjadi.
Pressure sores (luka karena tekanan): Presure sores, juga disebut sebagai bed sore (sakit karena tekanan pada saat tidur), adalah luka pada kulit dan jaringan dibawahnya. Luka itu timbul karena tekanan yang tidak bisa berkurang dan sering terjadi diatas tem-pat dimana tulang-tulang lebih menonjol.
Duduk atau berbaring lebih lama dengan posisi yang sama bisa menyebabkan terhambatnya aliran darah. Kulit atau jeringan-jaringan dasar mulai mati, dan timbul luka.
Pressure sore bisa dihindari dengan perubahan/per-pindahan (merubah tumpuan) berat badan secara teratur. Ketika duduk diatas kursi roda, perubahan ini harus dilakukan setiap 15-20 menit. Pada saat di tem-pat tidur diharuskan untuk merubah posisi sekurang-kurang setiap 2 jam sekali akan membantu bagi pasien.
Jika pressure sore makin bertambah harus dirawat sama dengan luka/lembam. Tanpa perhatian khusus pressure sore dapat terinfeksi dan menimbulkan rasa sakit dan kemungkinan kematian bagi penderita SCI.
Kandung kemih dan tarak usus besar: Kemam-puan untuk mengontrol ketika kita buang air besar atau air kecil tergantung pada aktivitas otot yang mengelil-ingi kandung kemih dan usus besar. Benturan urat saraf tulang belakang dapat menghalangi pengontrolan otot-otot ini. Akibatnya seseorang bisa sering kencing atau buang air besar. Kandung kemih dan tarak usus besar adalah masalah yang bisa mengakibatkan isolasi sosial (terasing dari masyarakat), masalah-masalah kesehatan yang tidak normal dan menyebabkan infeksi yang fatal. Hal ini juga bisa menimbulkan masalah-masalah pada kulit, resiko pressure sores lebih tinggi. Constipation (makanan yang membuat sukar BAB) harus dihindari. Karena bisa menyebabkan Autonomic Dysreflexia, suatu reaksi rangsangan yang berbahaya, menyakitkan
Tingkatan Luka
atau iritasi dibawah tingkat benturan, menyebabkan tekanan darah tinggi secara tiba-tiba yang tidak dapat disembahkan dan bisa fatal.
Selanjutnya pada pasien yang mengalami SCI, pada usus besar dapat terjadi beberapa gangguan atau tidak sama sekali. Yaitu bisa terkosongkan secara otomatis bila sudah penuh, yang disebut dengan “refleks”, atau tidak terkosongkan dengan baik ketika penuh, yang diistilahkan “flaccid”. Orang dengan usus besar yang mengalami refleks biasanya BAB nya diatur dengan semacam alat yang lembut dan juga dengan menggu-nakan menstimulasi rectum secara digital. Orang den-gan usus besar yang mengalami ”flaccid” juga meng-gunakan stimulasi digital dan pengeluaran BAB secara manual jika dianggap perlu. Kebiasaan orang dengan masalah usus besar lembek juga menggunakan stimu-lator digital dan penggunaan tempat BAB. Kebiasaan BAB, dengan pengarahanyang benar, biasanya bisa diatur dan banyak pasien dengan SCI bisa belajar BAB secara mandiri. Orang yang sudah sembuh dari ben-turan urat saraf tulang belakang harus minum sekurang-kurangnya 8-10 gelas air per hari, dan memakan makanan yang berserat.
Gangguan pada kandung kemih pada pasien dengan SCI bisa terjadi beberapa gangguan atau tidak sama sekali. Yaitu bisa terjadi kelumpuhan “flaccid”, dimana kandung kemihnya selalu penuh dengan urine dan bisa bocor, atau kaku “spastic”, dimana ketika penuh secara spontan akan kosong. Kandung kemih harus dikosongkan secara teratur. Ini bisa dilakukan dengan beberapa cara; yaitu pemasangan cateter intermittent ataupun dilobangi pada kandung kemih yang mana banyak dilakukan pada pasien dengan kandung kemih yang lumpuh “flaccid”. Laki-laki dengan kandung kemih refleks bisa menggunakan selang.
Osteoporosis dan Fractures (Patah): Pada umum-nya orang yang menderita benturan urat saraf tulang belakang menimbulkan osteoporosis. Pada orang yang tidak menderita benturan urat saraf tulang belakang karena sebab-sebab yang complex: pada umumnya tu-lang-tulang tetap kuat dengan adanya aktivitas otot se-cara teratur atau dengan menurunkan berat badan. Ke-tika aktivitas otot berkurang atau tidak ada sama sekali dan kaki tidak mampu lagi menopang berat badan, otot mulai kehilangan kalsium dan fosfor serta menjadi lemah dan rapuh. Biasanya membutuhkan waktu untuk timbul-nya osteoporosis. Orang yang menggunakan penahan atau penopang untuk berdiri, osteoporosis tidak menjadi masalah. Pada umumnya, 2 tahun setelah mengalami benturan urat saraf tulang belakang maka beberapa
tingkat kerapuhan tulang akan terjadi.
Masalah pernapasan: Sistem pernapasan seseorang yang menderita benturan urat saraf tulang belakang bisa terganggu karena kelumpuhan pada dada atau diaphragma, namun demikian, tingkat kerusakan san-gat tergantung pada tingkat benturan. Oleh karena itu, mereka bisa saja beriko tinggi terhadap infeksi dada dan radang paru-paru. Hal ini harus di awasi dengan baik dan dukungan pernapasan bisa saja diperlukan, den-gan bantuan teknik-teknik untuk mengeluarkan batuk, pengaturan posisi dan/atau memberikan antibiotik.
Kekejangan: Kekejangan adalah kelebihan gerak re-flek normal yang terjadi ketika tubuh terdorong/terang-sang dengan cara tertentu. Setelah benturan urat saraf tulang belakang, ketika saraf-saraf dibawah benturan terputus dari saraf yang diatas, reaksinya akan lebih banyak. Kekejangan biasanya dapat dilihat ketika otot meregang atau bila terjadi iritasi pada tubuh dibawah benturan. Rasa sakit, regang, atau sensasi-sensasi yang lain dari tubuh biasanya menyebabkan otot-otot berkontraksi atau kejang urat.
Seseorang yang tidak pernah melakukan latihan-lati-han gerakan, otot dan sendi menjadi kurang fleksibel dan sangat sensitif dan hampir setiap rangsangan kecil dapat menyebabkan kekejangan. Kekejangan dapat diatasi dengan kombinasi gerakan-gerakan yang ter-atur, bisa dilakukan oleh orang tersebut atau dengan bantuan dan pengobatan khusus yang dapat membantu menenangkan otot.
Rehabilitasi untuk orang yang menderita benturan urat saraf tulang belakang
Karena benturan urat saraf tulang belakang sering merupakan kejadian yang dramatis dan berbahaya dalam kehidupan seseorang, dengan rehabilitasi yang baik dan setelah mendapatkan perawatan medis, ke-banyakan orang yang sudah sembuh dari benturan urat saraf tulang belakang langsung beraktifitas dalam ke-hidupannya. Apabila memungkinkan rehabilitasi ini ha-rus dimulai secepat mungkin setelah benturan dan meli-batkan profesional-profesional kesehatan yang berbeda (dokter, perawat, ahli fisioterapi dan ahli terapi occupa-tional (pengobatan dengan memberi pekerjaan tertentu), spesialis orthotic dan penasehat). Semua ini disediakan di pusat pelayanan spesialis, tapi apabila pusat pelay-anan ini tidak tersedia masih ada profesional-profesion-al kesehatan lain yang ada dalam masyarakat. Dengan pengawasan yang baik, nasehat dan program-program latihan yang teratur lebih banyak dapat dicapai dan ban-yak komplikasi-komplikasi yang dapat dihindari
sumber : Oleh Cahya Buwana HTN, Senior Occupational Therapist, Physical Rehabilitation Project Manager, Handicap International Yogyakarta