Tidak semua kondisi hiperurikemi kemudian berkembang menjadi gout. Kemunculan gout dapat dipengaruhi oleh konsumsi alkohol berlebih dalam jangka waktu lama, obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan penggunaan diuretik. Penyakit tertentu seperti leukimia, diabetes, hipertensi, gangguan ginjal dan anemia hemolitik juga bisa memunculkan gout. Selain itu, kandungan hormon estrogen yang tinggi pada wanita ikut membantu ekskresi asam urat lewat urin. Sehingga, kebanyakan penderita gout arthritis adalah pria umur 30-an dan wanita yang sudah mengalami menopouse. Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai tiga tahapan.
Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada tahap interkritikal, yaitu tahap dimana penderita tidak mengalami serangan selama jangka waktu tertentu. Lamanya bervariasi, tetapi biasanya 1 – 2 tahun.
Tahap kedua adalah tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan mengalami serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuhan) interval antar serangannya makin pendek, serangan makin lama makin panjang dan makin parah, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.
Tahap ketiga disebut tahap artritis gout kronik bertofus. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Tofus berupa benjolan keras yang berisi kristal asam urat yang mengeras seperti kapur, berbentuk serbuk. Tofus ini mengakibatkan kerusakan permanen pada sendi dan tulang di sekitarnya, sehingga ada kemungkinan penderita menjadi cacat.
Yang biasa diberikan oleh dokter untuk mengatasi gout adalah obat golongan NSAID seperti naproksen, ibuprofen atau indometasin. Kortikosteroid semacam prednison juga mungkin diberikan. Tapi pemberian obat-obat ini hanya untuk jangka waktu yang pendek. Aspirin dan turunan salisilat lain harus dihindari, karena bisa memperparah gout. Seringkali dengan pereda rasa sakit, pasien merasa sudah cukup dalam mengontrol penyakitnya. Perlu diingat bahwa gout menahun tanpa pengendalian kadar asam urat dapat menimbulkan berbagai komplikasi ke organ lain, karena itu penurunan kadar asam urat harus dilakukan. Ada dua tipe obat yang bisa digunakan untuk tujuan ini, yaitu obat-obat urikosurik, yang bekerja dengan meningkatkan ekskresi asam urat lewat urine, seperti probenesid dan sulfinpirazon. Sedangkan tipe kedua adalah inhibitor xantin oksidase, yang menghambat produksi asam urat dan bisa juga digunakan untuk melarutkan batu ginjal, contohnya adalah allopurinol. Obat-obat ini biasanya harus digunakan dalam jangka waktu yang panjang.Selain obat, pasien juga memerlukan perubahan gaya hidup.