Definisi dari low back pain adalah nyeri pinggang yang disebabkan cedera
salah satu atau beberapa jaringan otot, sendi, bantalan sendi, dan
tulang-tulang belakang itu sendiri.
Cedera itu terjadi karena gerakan yang berulangulang (repetitive), gerakan peregangan yang berlebihan atau penggunaan alat dalam waktu yang lama yang menimbulkan gerakan tinggi (vibrasi). Gangguan nyeri pinggang ini dapat dialami oleh siapa saja, tidak memandang usia, baik pria maupun wanita dan merupakan keluhan yang lazim ditemukan dalam praktik seharihari.
Keluhan ini merupakan keluhan terbanyak yang menyebabkan seseorang datang ke dokter. Gejala yang ditimbulkan biasanya rasa nyeri di pinggang yang menjalar ke tungkai bawah, penderita juga sering mengeluh adanya kesulitan mengubah posisi dari duduk ke posisi berdiri tegak. Hal ini menyebabkan penderita kesulitan untuk menjalankan aktivitasnya sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja, terutama pada usia dewasa muda.
Penyebab nyeri pinggang secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu nyeri pinggang nonspesifik dan spesifik. Nyeri pinggang spesifik disebabkan oleh suatu penyakit, cedera, gangguan struktur, dan jepitan pada akar saraf. Sementara, nyeri pinggang nonspesifik tidak disebabkan oleh hal-hal di atas dan biasanya disebabkan regangan otot,ligamen, bantalan antartulang dan sendi.
Dalam tata laksana dan penanganan nyeri pinggang yang perlu diingat, kita harus menyingkirkan kemungkinan penyebabpenyebab yang serius, seperti adanya cedera, penyakit keganasan, dan penyakit infeksi. Karena itu, dalam tata laksananya diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti foto rontgen, CT-scanatau MRI tulang belakang dan pemeriksaan EMG (electromyography) untuk menilai fungsi saraf.
Tidak semua nyeri pinggang memerlukan tindakan operatif, bahkan operasi merupakan pilihan terakhir. Pengobatan nyeri pinggang biasanya dengan memberikan obat antinyeri selama 7–14 hari hingga gejala berkurang dan hilang. Penanganan masalah nyeri pinggang dapat melalui program latihan fisioterapi dan perbaikan perilaku saat beraktivitas.
Cedera itu terjadi karena gerakan yang berulangulang (repetitive), gerakan peregangan yang berlebihan atau penggunaan alat dalam waktu yang lama yang menimbulkan gerakan tinggi (vibrasi). Gangguan nyeri pinggang ini dapat dialami oleh siapa saja, tidak memandang usia, baik pria maupun wanita dan merupakan keluhan yang lazim ditemukan dalam praktik seharihari.
Keluhan ini merupakan keluhan terbanyak yang menyebabkan seseorang datang ke dokter. Gejala yang ditimbulkan biasanya rasa nyeri di pinggang yang menjalar ke tungkai bawah, penderita juga sering mengeluh adanya kesulitan mengubah posisi dari duduk ke posisi berdiri tegak. Hal ini menyebabkan penderita kesulitan untuk menjalankan aktivitasnya sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja, terutama pada usia dewasa muda.
Penyebab nyeri pinggang secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu nyeri pinggang nonspesifik dan spesifik. Nyeri pinggang spesifik disebabkan oleh suatu penyakit, cedera, gangguan struktur, dan jepitan pada akar saraf. Sementara, nyeri pinggang nonspesifik tidak disebabkan oleh hal-hal di atas dan biasanya disebabkan regangan otot,ligamen, bantalan antartulang dan sendi.
Dalam tata laksana dan penanganan nyeri pinggang yang perlu diingat, kita harus menyingkirkan kemungkinan penyebabpenyebab yang serius, seperti adanya cedera, penyakit keganasan, dan penyakit infeksi. Karena itu, dalam tata laksananya diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti foto rontgen, CT-scanatau MRI tulang belakang dan pemeriksaan EMG (electromyography) untuk menilai fungsi saraf.
Tidak semua nyeri pinggang memerlukan tindakan operatif, bahkan operasi merupakan pilihan terakhir. Pengobatan nyeri pinggang biasanya dengan memberikan obat antinyeri selama 7–14 hari hingga gejala berkurang dan hilang. Penanganan masalah nyeri pinggang dapat melalui program latihan fisioterapi dan perbaikan perilaku saat beraktivitas.
Fisioterapi secara rutin pada penderita nyeri pinggang akan memberikan efek yang sangat baik karena dapat mencegah nyeri datang kembali. Selain dengan fisioterapi, nyeri pinggang dapat dicegah dengan memahami faktor pencetus dan menjaga postur tubuh yang baik, postur yang baik menyebabkan otot tubuh bekerja lebih efisien sehingga tidak menimbulkan stres yang berarti pada struktur tulang belakang.
Selain itu, penderita dapat berolahraga secara teratur untuk memelihara kekuatan otot, olahraga yang disarankan untuk penderita nyeri pinggang adalah berenang. Kemudian penderita harus menghindari duduk dalam jangka waktu yang lama dan hindari mengangkat barang dengan posisi membungkuk, sebaiknya dilakukan pada posisi berjongkok untuk mencegah regangan otot dan ligamen yang berlebihan pada pinggang.
Penderita juga harus dapat mengendalikan stres dengan baik karena stres akan meningkatkan keluhan nyeri pinggang. Penurunan berat badan juga sebaiknya dilakukan pada penderita nyeri pinggang karena berat badan yang berlebih akan memaksa tubuh untuk membentuk postur yang tidak sehat.
Sumber : http://m.koran-sindo.com/node/309768