Sejarah Ikatan Fisioterapi Indonesia

Ikatan Fisioterapi Indonesia berdiri pada tanggal 10 Juni 1968,  di deklarasikan di Solo dengan nama IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA (IKAFI). Atas keinginan angota dan dorongan Prof. Dr. Soeharso (Supervisor RC pada masa itu) untuk kemajuan profesi dan  kesetaraan dengan profesi Fisioterapi di dunia  pengurus IKAFI pertama di bentuk ( 1968-1970) dengan ketua umum  Albert Siahaan , MNZP dengan DCAFI (cabang) untuk wilayah : Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Semarang.  Pada periode ini IKAFI di terima sebagai Temporary Member of WCPT yang merupakan wadah organisasi profesi Fisioterapi dunia yang bermarkas di London Inggris.
 
Karena Kebutuhan masyarakat Indonesia pada waktu itu , Profesi Fisioterapi di dorong  untuk bekerja dalam pemulihan kesehatan pasien yang non infectious, fractur, dislokasi dan degenerative deases yang dalam bekerja  mendapatkan ikatan dinas dan ditempatkan, sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan.
 
Kongress IKAFI pertama di selenggarakan di Jakarta pada tahun 1970 dan di buka atas nama Menteri Kesehatan RI dengan menghasilkan Kepengurusan dan program kerja sampai periode 1974. Ikatan Fisioterapi Indonesia  ( IKAFI) berubah namanya Menjadi IFI pada tahun 1996 berdasarkan ketetapan Kongres VII Makasar pada 1996
Ketua Umum terpilih untuk masing- masing periode antara lain, Albert Siahaan , MNZP , Drs. Suhardi, SMPh, Drs, J.Hardjono,MARS, Drs. Soenardjo, Drs.Heri Priatna, Drs. Slamet Soemarno,SMPh dan Ali Imron, M.Fis.
 
Peran serta aktif organisasi Profesi dan kerjasama  pada perkembangan Fisioterapi dunia di mulai dengan keikutsertaan delegasi   pada congress WCPT di Amsterdam pada tahun 1970,  di Montreal kanada pada tahun 1974, Sampai pada Congress WCPT di London pada tahun 2011.
 
Di wilayah regional Asia Pasific dan Asia Australia (ACPT & AWP)  Ikatan Fisioterapi Indonesia berperan aktif dalam pertemuan ilmiah secara berkala  dan sebagai penyelenggara ACPT Meeting pada  tahun 2010.
 
Fisioterapi Indonesia proaktif dalam pengabdian masyarakat pada deteksi dini kecacatan anak, dan  terutama pada saat rehabilitasi pasien setelah bencana, seperti bencana Gempa Yogyakarta Tzunami di Aceh,  dan Padang -Sumatera.
 
Sebagai wujud tanggungjawab profesi dan peran sertanya dalam mewujudkan Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan  Ikatan Fisioterapi Indonesia sepanjang  perjalanannya bekerjasama dengan pemerintah dan berbagai pihak dalam  melakukan melakukan upaya pengembangan profesi  dengan peningkatan kompetensi, melalui pendidikan, dan pengaturan yang di perlukan.