CEDERA OLAH RAGA

Inilah Cara Tepat Penanganan Cedera Olahraga
Headline
Foto: Ilustrasi
Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Selasa, 23 Oktober 2012 | 22:05 WIB
Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on googleMore Sharing Services



untuk memelihara kebugaran fisik serta mental seseorang. Namun, kurangnya persiapan yang benar sebelum berolahraga bisa mengakibatkan cedera.
Cedera yang terjadi bisa sangat berat, dari otot robek, patah tulang, hingga kefatalan. Padahal, dengan pemanasan dan peregangan, cedera olahraga dapat dihindari. Cedera yang sering dialami oleh para atlet maupun pelaku olahraga individual bisa berupa trauma akut dan sindrom yang berlarut-larut atau overuse syndrome.
Penanganan cedera tersebut dapat bersifat non operatif (tidak memerlukan tindakan). Namun, pada kasus-kasus tertentu, cedera olahraga harus ditangani melalui tindakan operasi seperti untuk kasus patah tulang dan putusnya urat. Teknik operasi yang digunakan dapat bersifat terbuka atau secara minimal invasif.
"Bedah minimal invasif pada sendi dapat dilakukan melalui teknik Arthroscopy melalui luka goresan kecil, menggunakan video kamera yang di masukkan ke dalam sendi lutut," kata Dokter Spesialis Ortopedi RS Premier Bintaro, Dr Sapto Adji, SpOT dalam acara media gathering dan health talk mengenai Manejemen Nyeri & Penanganan Cedera Olahraga di RS Premier Bintaro, Tangerang, Selasa (23/10).
Sapto Adji menjelaskan, pembedahan ini memberikan keuntungan yang cukup besar dibanding tindakan pembedahan konvensional. Bedah minimal invasif hanya membutuhkan sayatan kecil sehingga mengurangi kerusakan jaringan lunak dan mempercepat masa pemulihan.
"Sistem pembedahan ini bukanlah hal yang baru karena sudah dikenal di dunia olah raga profesional," jelas Sapto Adji yang didampingi Ketua tim menejemen nyeri RS Premier Bintaro, dr Pantja Wibowo, SpAn KIC.
Menurutnya, olahragawan amatirpun dapat menggunakan bedah minimal invasif yang memungkinkannya kembali pulih seperti semula, dengan jangka waktu yang relatif singkat.
Lantas, seperti apa cara kerja bedah minimal invasif (artroskopi)? Bedah minimal invasif memiliki beberapa kelebihan, di antaranya luka sayatan operasi lebih kecil (hanya sebesar kancing baju). Luka yang kecil akan meminimalkan kerusakan jaringan lunak dan infeksi luka, perdarahan, serta waktu penyembuhan lebih cepat. Kecepatan penyembuhan, terutama bagi atlet profesional, sangat penting. Secara estetika luka sayatan bedah konvensional kurang indah dipandang.
Salah satu teknik dalam bedah invasif minimum adalah artroskopi. Bedah dilakukan melalui tiga lubang kecil. Satu lubang menjadi tempat memasukkan kamera fiber optik mini yang tersambung dengan monitor sehingga dokter bisa melihat kondisi persendian. Dua lubang lain berfungsi sebagai jalan masuk peralatan bedah.
Menurut Adji, ligamen yang robek tidak bisa dijahit. Ligamen akan diganti dengan jaringan dari bagian tubuh lain yang kekuatannya sama atau lebih tinggi. Rekonstruksi cedera ACL bisa menggunakan otot lutut (tendon patella). Namun, luka operasi untuk melakukan tetap besar dan berisiko fraktur lutut. Selain itu, pascaoperasi tindakan itu kemungkinan menimbulkan nyeri pada saat bersujud.
Selain otot lutut, otot yang biasa dijadikan pengganti ACL yang cedera adalah semi T dan gracilis yang berada pada paha (hamstring). Otot diambil kemudian dipilin dan dimasukkan ke rongga lutut di lokasi ACL.
Kekuatan otot hamstring yang diambil untuk rekonstruksi ACL mungkin sedikit berkurang. Secara umum otot lain di sekitarnya akan menutupi kelemahan otot yang hilang.
Prosedur artoskopi sambung Sapto Adji, umumnya berlangsung selama 1-2 jam. Sesudahnya, pasien perlu menjalani proses pemulihan selama 6-9 bulan sebelum sendi bisa digunakan seperti sedia kala.
Selain untuk mengatasi jaringan yang rusak karena trauma, antroskopi juga bermanfaat 'membersihkan' sendi. Umumnya, prosedur ini diperlukan pasien-pasien usia lanjut yang mengalami pengapuran.
"Dengan artroskopi, zat-zat yang menimbulkan nyeri tersebut dibersihkan. Bedah invasif minimum juga diterapkan untuk menangani cedera pada bahu, pergelangan kaki, siku, dan tulang belakang," urai Sapto Adji. [mdr]

ALAT TERAPI CEDERA OLAHRAGA KLIK DISINI