Perbedaan Rasa Nyeri Antara Pria Dengan Wanita

Perbedaan Rasa Nyeri Antara Pria Dengan Wanita
Rasa Nyeri
Artikel Informasi Kesehatan Perbedaan Rasa Nyeri Antara Pria Dengan Wanita - Wanita lebih dapat mengatasi rasa nyeri yang dirasakan dibandingkan dengan pria. Namun, hasil penelitian baru menimbulkan keraguan mengenai anggapan tersebut. Bahkan berdasarkan hasil penelitian, wanita tampaknya lebih sensitif terhadap rasa nyeri untuk penyakit seperti sakit leher dan sinusitis.

Rasa sakit atau nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang sering disebabkan oleh rangsangan yang intens atau merusak. Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan.

Penelitian tersebut telah melibatkan sejumlah 72.000 pasien di Amerika Serikat. Para peneliti dari Stanford University School of Medicine, California menganalisis skor nyeri yang dicatat dalam catatan medis pada sejumlah 72.000 pasien.

Studi tersebut merupakan studi yang cukup besar. Para peneliti menemukan perbedaan dalam tingkat rasa sakit yang dilaporkan oleh pria dan wanita untuk gangguan tertentu, termasuk kambuhnya gejala rasa sakit, sinusitis, dan hernia.

"Dokter harus lebih memperhatikan bahwa rasa sakit berbeda antara pria dan wanita. Hormon, gen, atau faktor psikologis dapat menjelaskan perbedaan rasa sakit yang dirasakan antara pria dan wanita," kata tim peneliti Universitas Stanford seperti dilansir dari BBCNewsHealth, Selasa (31/1/2012).

Perbedaan rasa nyeri antara pria dengan wanita. Rasa nyeri merupakan gejala utama dalam berbagai kondisi medis, dan secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup seseorang dan fungsi umum. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi sensitifitas rasa nyeri, antara lain dukungan sosial, sugesti hipnotis, kegembiraan, atau gangguan. Faktor psikologis secara signifikan dapat memodulasi intensitas nyeri.

"Data kami mendukung anggapan bahwa ada perbedaan rasa sakit yang dirasakan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sangat penting untuk diperhatikan oleh dokter," kata Dr. Atul Butte, pemimpin tim penelitian.

Studi terdahulu juga telah menemukan bahwa hormon dapat mempengaruhi sensitifitas terhadap rasa nyeri, termasuk tahap dari siklus menstruasi.

"Perbedaan sensitifitas rasa sakit antara pria dan wanita mungkin disebabkan karena laki-laki merasa seharusnya mereka kuat, sehingga meremehkan rasa nyeri atau tidak mau mengakui rasa nyeri yang sedang dirasakan. Pria dapat meremehkan gejala mereka, yang merupakan salah satu alasan mengapa pria sering tidak mau mencari bantuan untuk menangani rasa sakitnya," kata Peter Baker kepala the Men's Health Forum.

Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan dalam Journal of Pain. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui alasan yang kuat mengapa wanita lebih banyak merasakan rasa nyeri - Perbedaan Rasa Nyeri Antara Pria Dengan Wanita.