Assalamu’alaikum…
Apa kabar Teman-teman OT yang tetap semangat membantu pasiennya mencapai kemandiriannya… pada kesempatan ini saya ingin sedikit membagi mengenai kerangka acuan yang sudah sangat terkenal di kalangan para okupasi terapis. Karena banyak dari teman-teman OT yang sering menggunakan metode pendekatan ini dalam membantu pasien-pasiennya. Yap..!! hari ini saya ingin berbagi mengenai kerangka acuan NDT (Neuro Developmetal Treatment).. artikel ini saya kutip dari buku Occupational Therapy for Physical Dysfunction 5th edition by Trombly. Dalam buku ini Trombly membahas mengenai pendekatan NDT/Bobath pada kasus stroke hemiplegi. Saya hanya mencukil yang poin-poin penting saja karena mengingat teman-teman lebih suka teori praktis tanpa kebanyakan teori yang kadang malah menyulitkan kita untuk memahaminya. Oya maaf ya kalau bahasanya ada yang sulit di pahami karena masih belajar menerjemahkan..hehe harap maklum.. Gitu ja..cekidot..!!
Prinsip
Ada beberapa prinsip dari pendekatan NDT ini antara lain:
•Tujuan dari penanganan ini adalah untuk memperoleh kembali respon gerak normal pada sisi yang terkena
•Terapis harus menghindari aktivitas atau latihan yang menyebabkan meningkatkannya tonus yang abnormal atau menguatkan respon gerak abnormal dan seharusnya menggunakan teknik yang benar guna mengurangi atau menghilangkan pola yang abnormal ini.
•Terapis menggunakan teknik yang benar untuk meningkatkan gerak respon normal pada trunk (tubuh) dan ekstremitas (alat gerak) pasien.
•Terapis membantu pasien untuk menggunakan kontrol motorik yang masih tersisa serta membantu sisi yang terkena dalam melakukan occupation performance
•Dan ketika pasien belum cukup kuat untuk mengontrol lengan serta kaki yang terkena saat melakukan occupation performance, maka terapis dapat mengembangkan kompensasi dan adaptasi yang dapat mendukung penggunaan sisi yang terkena, mengurangi berkembangnya pola gerak yang abnormal serta postur yang asimetris.
Handling techniques
o Penggunaan teknik inhibibisi
•Mengurangi tonus otot abnormal yang berhubungan dengan gerakan aktif dan pasif
•Mengembalikan lurusnya trunk dan ekstermitas pada sisi yang terkena dengan mengulur/meregangkan otot yang mengalami spastisitas
•Hentikan gerakan yang tidak diinginkan dan gerakan asosiasi selama melakukan gerakan
•Ajari pada pasien metode untuk mengurangi postur abnormal pada lengan dan kaki selama aktivitas
o Penggunaan teknik fasilitasi
•Berikan pada sisi yang terkena sensasi gerak normal
•Berikan sistem pola gerak normal pada trunk, lengan dan tungkai
•Berikan stimulus pada otot secara langsung agar dapat berkontraksi secara isometric, eccentric dan isotonic
•Berikan pasien kesempatan untuk melatih gerakan sementara terapis menjaga bila adan halangan/hambatan
•Ajarkan bagaimanca untuk memfungsionalkan sisi yang terkena dalam melakuan aktivitas atau gerakan.
Treatment planning
1.identifikasi kemampuan dan kapabilitas fungsional pasien, meliputi gerakan dari kedua lengan dan tungkai, pola postur dari trunk dan kemandirian dalam aktivitas keseharian
2.identifikasi keterbatasan fungsional pasien, meliputi setiap fungsi yang tidak dapat dilakukan pasien yang penting untuk kemandirian serta kualitas hidup
3.tentukan masalah apa yang mengganggu kontrol gerak serta aktivitas sehari-hari
•tonus (tegangan) otot yang abnormal
•koordinasi gerak yang abnormal
•hilangnya kontrol postural
•hilangnya kontrol gerak selektif
•sensasi
4.mewujudkan tujuan fungsional serta tujuan penanganan:
•identifikasi kemampuan yang bisa pasien pelajari dalam skala waktu tertentu. Perhatikan pula apakah perlu kompensasi untuk melakukannya atau apakah menggunakan sisi yang terkena namun dengan koordinasi yang baik
•tentukan gangguan yang ada sehingga dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
•berdasarkan respon dari pasien, tentukan bagaimana kita memulai menanganinya, misalnya teknik apakah yang akan dipakai? Apakah teknik inhibibisi atau teknik fasilitasi?
Teknik inhibibisi pada spastisitas pada pasien hemiparese dengan menggunakan teknik RIP (Reflex Inhibition Pattern)
1.Posisikan pasien pada posisi duduk
2.Letakkan tangan anda pada lengan pasien yang terkena pada bagian proximal dan distalnya. Biasanya posisi lengan pasien dalam keadaan fleksi pada elbow serta pada posisi aduksi (menempel pada tubuh).
3.Benahi posisi (yang ada di posisi aduksi) lengan atas terlebih dahulu, biarkan dulu sendi siku pada posisi fleksi
4.Jaga lengan atas pada posisi netral dengan meletakkannya di samping tubuh pasien, kemudian tekan pada bagian atas sendi siku untuk mengekstensikan sendi siku secara bertahap, jika lengan bawah berada pada posisi supinasi, maka dirubah ke posisi pronasi terlebih dahulu.
5.Ketika tension (tegangan otot) pada biceps sudah mulai berkurang, geser tangan anda yang terletak di atas sendi siku ke arah pergelangan dan tangan. Kemudian ekstensikan pergelangan pada posisi netral, biarkan posisi jari-jari dalam posisi fleksi
6.Ketika tegangan otot (tension) pada pergelangan tangan sudah berkurang, baru kemudian buka jari-jari hingga posisi netral, tetap jaga pergelangan tangan dalam posisi netral.
7.Kemudian gerakkan tangan pada posisi ekstensi, dan dilanjutkan dengan menahan beban (weight bearing) atau gerakan lain dengan panduan terapis.
Mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, smoga bermanfaat bagi teman-teman. Dan artikel ini masih ada kelanjutannya karena masih belum semua tersampaikan. . Mungkin minggu depan sudah release lagi, Insya Alloh.