Kita tentunya prihatin dengan semakin banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba ini. Sasarannya sudah bukan lagi orang dewasa maupun remaja, tapi sudah merambah pada kalangan anak-anak (SD). Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua untuk terus berupaya memerangi narkoba.
Pada postingan yang lalu, saya telah menulis tentang beberapa jenis narkoba, kali ini saya akan menjelaskan beberapa pola penyalahgunaan narkoba yang perlu kita hindari.
1. Pola pemakaian coba-coba (eksperimental)
Pemakaian coba-coba ini dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya belum pernah mengkonsumsi narkoba. Biasanya hal ini terjadi pada remaja, yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tentunya, ketika pertama kali mencoba tidak langsung dengan dosis yang tinggi, alias dengan dosis kecil. Namun, jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berbahaya, karena bisa berefek pada ketergantungan.
2. Pola pemakaian sosial
Pola pemakaian narkoba untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara terntentu). Biasanya hal ini terjadi karena ingin diakui/diterima oleh kelompoknya. Mula-mula narkoba diperoleh secara gratis atau dibeli dengan harga murah. Namun, lama-lama jika si penderita sudah mulai ketergantungan, tentunya harga akan naik berlipat-lipat.
3. Pola pemakaian situasional
Pola pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau stress. Pemakaian narkoba ini dianggap sebagai cara untuk mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha memperolah narkoba secara aktif.
4. Pola habituasi (kebiasaan)
Pola ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering), disebut juga penyalahgunaan narkoba. Terjadi perubahan pada faal tubu dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, dan sulit tidur atau berkosentrasi. Sebab narkoba mulai menjadi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Kalau sekolah sering membolos dan prestasi sekolahnya menjadi merosot. Lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga.
5. Pola ketergantungan
Ini adalah tingkatan yang sangat berbahaya. Si pemakai akan selalu berupaya memperoleh narkoba dengan cara apapun tidak peduli cara yang digunkannya itu baik atau buruk. Berbohong, menipu, mencuri, dan tindakan kriminal lainnya bisa saja ia lakukan, asal ia bisa mendapatkan obat terlarang itu. Pengguna sudah tidak dapat lagi mengontrol penggunaan narkoba. Narkoba telah menjadi pusat kehidupannya. Hubungan dengan keluarga, teman-temannya menjadi rusak berantakan.
Pada tahap ini, tubuh memerlukan sejumlah takaran zat yang dipakai, agar ia dapat berfungsi normal. Selama pasokan narkoba cukup, pengguna akan tampak sehat, meskipun sebenarnya sakit. Akan tetapi, jika pemakainnya dikurangi atau dihentikan, timbul gejala sakit. Hal ini disebut gejala putus zat (sakaw). Gejalanya bergantung pada jenis zat yang digunakan.
Perlu waktu lama untuk merawat pecandu. Biayanya pun mahal. Seorang pecandu akan berkali-kali berobat untuk lepas dari ketergantungannya. Diperlukan ketekunan dan kesunggunan pecandu serta dukungan dan pengorbanan keluarga agar benar-benar bebas dari pengaruh narkoba.
Sumber : http://anank.com/pola-penyalahgunaan-narkoba/
Pada postingan yang lalu, saya telah menulis tentang beberapa jenis narkoba, kali ini saya akan menjelaskan beberapa pola penyalahgunaan narkoba yang perlu kita hindari.
1. Pola pemakaian coba-coba (eksperimental)
Pemakaian coba-coba ini dilakukan oleh seseorang yang sebelumnya belum pernah mengkonsumsi narkoba. Biasanya hal ini terjadi pada remaja, yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Tentunya, ketika pertama kali mencoba tidak langsung dengan dosis yang tinggi, alias dengan dosis kecil. Namun, jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berbahaya, karena bisa berefek pada ketergantungan.
2. Pola pemakaian sosial
Pola pemakaian narkoba untuk pergaulan (saat berkumpul atau pada acara terntentu). Biasanya hal ini terjadi karena ingin diakui/diterima oleh kelompoknya. Mula-mula narkoba diperoleh secara gratis atau dibeli dengan harga murah. Namun, lama-lama jika si penderita sudah mulai ketergantungan, tentunya harga akan naik berlipat-lipat.
3. Pola pemakaian situasional
Pola pemakaian karena situasi tertentu, misalnya kesepian atau stress. Pemakaian narkoba ini dianggap sebagai cara untuk mengatasi masalah. Pada tahap ini pemakai berusaha memperolah narkoba secara aktif.
4. Pola habituasi (kebiasaan)
Pola ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering), disebut juga penyalahgunaan narkoba. Terjadi perubahan pada faal tubu dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu. Ia menjadi sensitif, mudah tersinggung, pemarah, dan sulit tidur atau berkosentrasi. Sebab narkoba mulai menjadi bagian dari kehidupannya. Minat dan cita-citanya semula hilang. Kalau sekolah sering membolos dan prestasi sekolahnya menjadi merosot. Lebih suka menyendiri daripada berkumpul bersama keluarga.
5. Pola ketergantungan
Ini adalah tingkatan yang sangat berbahaya. Si pemakai akan selalu berupaya memperoleh narkoba dengan cara apapun tidak peduli cara yang digunkannya itu baik atau buruk. Berbohong, menipu, mencuri, dan tindakan kriminal lainnya bisa saja ia lakukan, asal ia bisa mendapatkan obat terlarang itu. Pengguna sudah tidak dapat lagi mengontrol penggunaan narkoba. Narkoba telah menjadi pusat kehidupannya. Hubungan dengan keluarga, teman-temannya menjadi rusak berantakan.
Pada tahap ini, tubuh memerlukan sejumlah takaran zat yang dipakai, agar ia dapat berfungsi normal. Selama pasokan narkoba cukup, pengguna akan tampak sehat, meskipun sebenarnya sakit. Akan tetapi, jika pemakainnya dikurangi atau dihentikan, timbul gejala sakit. Hal ini disebut gejala putus zat (sakaw). Gejalanya bergantung pada jenis zat yang digunakan.
Perlu waktu lama untuk merawat pecandu. Biayanya pun mahal. Seorang pecandu akan berkali-kali berobat untuk lepas dari ketergantungannya. Diperlukan ketekunan dan kesunggunan pecandu serta dukungan dan pengorbanan keluarga agar benar-benar bebas dari pengaruh narkoba.
Sumber : http://anank.com/pola-penyalahgunaan-narkoba/