Artikel Fisioterapi : Fisioterapi pada Sindroma Lorong Kapal

Suatu review kasus oleh Slamet Parjoto, SST. Ft

SLK (Sindroma Lorong Karpal) adalah neuropati karena jebakan pada n. medianus di daerah pergelangan tangan . saraf medianus mengalami kompresi pada saat saraf tsb lberjalan dari lengan bawah ke telapak tangan di antara lig transversal ( Stevens JC , 1997 ) . Tanda-tanda dan gejala yang dihubungkan dengan SLK adalah paestesia , rasa tebal pada distribusi sensorik n. medianus yaitu pada ibu jari , jari telunjuk , jari tengah dan sisi radial jari manis , terdapatnya tanda Tinel , tanda Phalen , hipoestesia , nocturnal awakening , dan kadang-kadang kelemahan tangan ( Katz JN , 1990 , Hennessey WJ , 1995 )
Etiologi dari SLK tidak diketahui meski demikian SLK lebih sering terjadi pada pekerja-pekerja dengan gerakan tangan yang berulang-ulang ( seperti pengetik komputer , operator mesin , pelaksana aktivitas rumah tangga ) . SLK mungkin juga disebabkan oleh beban yang berlebihan pada beberapa otot yang lebih kecil , dimana selain faktor ergonomik kelainan medis sistemik seperti DM . penyakit thiroid rematik artritis , gout , kegemukan juga mempengaruhi terjadinya SLK disamping faktor-faktor psikososial
Standar pengobatan SLK ialah terapi konservatif meski kadangkal diperlukan tindakan operasi untuk membebaskan ligamentum karpal transversal . Pengobatan konservatif termasuk mengatur kembali lingkungan kerja dan cara kerja , penggunaan splint pada pergelangan tangan serta pemberian obat-obat anti inflamasi ( Feuerstein dkk , 1999 ) . Injeksi langsung dari steroid ke dalam terowongan karpal hanya memberikan kesembuhan 2 sampai 4 bulan dan pada bulan ke 18 hanya 22% pasien yang bebas dari gejala ( Gelberman , dkk , 1980 ) . Operasi pembebasan lig karpal transversum dilakukan pada 40% – 50% kasus dengan medikal $ 1.9 miliar ( Vennix MJ dkk , 1999 ) . Setelah operasi hampir sepertiga pasien masih mengeluh nyeri dan kehilangan fungsi , hanya 40% memperoleh fungsi normal sedang 5% nya memburuk . Pekerja kantor kembali bekerja pada beberapa minggu sedang pekerja berat membutuhkan rehabilitasi 4 – 6 bulan .

MEKANISME LLLT DALAM MENGATASI NYERI ( Karu TI , 1987 )
1.Peningkatan produksi ATP oleh mitokondria dan peningkatan konsumsi oksigen pada tingkat seluler
2.Peningkatan serotonin dan peningkatan edorfin ( naloxone telah diteliti dapat menghambat efek analgesik dari LLLT dengan laser GaAlAs )
3.Efek anti inflamasi
4.Perbaikan sirkulasi daerah di kulit

MEKANISME TENS MIKROAMPER DALAM MENGATASI NYERI

TENS mikroamper dapat meningkatkan konsentrasi ATP dan sistesis protein di tingkat seluler dengan efek terbesar pada amplitudo sebesar 500 mikroamper . Arus listrik yang lebih besar dari 5 mA dapat menurunkan konsentrasi ATP dan sistesis protein dan pergerakan metabolit transmembran ( Cheng N dkk , 1982 )

Pemeriksaan fisik
1.Pemeriksaan motorik otot-otot intrinsik
2.Tanda Phalen ( 60 detik ) dan tanda Tinel
3.Diskriminasi dua titik
4.Frekuensi parestesia jari-jari
5.Distribusi nyeri termasuk Nocturnal awakening
6.Pemeriksaan / tes kompresi leher serta pemeriksaan sindroma outlet thoracic

Aplikasi tehnologi

1.Laser gelombang infra merah diaplikasikan langsung ke permukaan kulit pada bagian tengah lekukan pergelangan tangan distal yaitu pada titik Akupuntur PC7 dengan dosisi 7 J selama 7,7 menit .
2.TENS diaplikasikan pada PC7 yaitu di tengah-tengah lekukan pergelangan tangan sedang satu elektrode lainnya diletakan pada titik TW4 di dorsum pergelangan tangan , parameter yang digunakan ialah frekuensi 292 Hz selama 2 menit diikuti frekuensi 0,3 Hz selama 18 menit
3.Selama TENS diaplikasikan selama 20 menit laser dibeerikan pada titik-titik akupuntur di daerah pergelangan tangan , tangan dan jari-jari yang berjumlah kurang lebih 11 tiitik . Diisamping itu diberikan pada 5 titik di ekstremitas atas , trapezius dan area paraspinal servikal .

HASIL TERAPI

1.Sebelum terapi 9 dari 11 kasus mengalami tanda Phalen ( 81,8% ) positif sedang setelah terapi hanya 2 orang yang masih positif ( 18,2% )
2.Semua pasien yang mempunyai tanda tinel psitif menghilang setelah pengbatan
3.Skor nyeri rata –rata sebelum terapi 21,87 SD 9,06 setelah di terapi menjadi 3,75 SD 6,52 . Secara keseluruhan 7 dari 8 kasus melaporkan pengurangan nyeri lebih dari 50% .